Iklan

Terjebak Dalam Drama Anak Kecil

Kelu rasa hati dalam balut kesedihan yang membimbingku dalam diam, termenung dalam ruang sempit antara celah cahaya di atas kegelapan lorong gelap yang ku susuri ruang demi ruang pengharapan. Berharap ada sebuah jalan yang lapang nan terang setelah sekian lama aku mencari permata kejelasan di luasnya samudera kemungkinan.

Di akhir bulan puasa. Sempat aku ingin mengajaknya untuk buka puasa bersama. Sekedar bertemu dan bisa ngobrol secara baik-baik menjelaskan dari maksud smsnya yang  aduhai bila orang membacanya.. Setidaknya, dengan bertemu aku tau maksud yang tersirat dari apa, maksud apa dia sms seperti itu.

Keganjilan sikapnya aku udah ngerasain keganjilan antara ucap dan kenyataannya. Saat dia butuh mencariku dengan merdu. Ketika semua selesai, bak ditelan bumi dia menghilang tanpa jejak tanpa terimakasih. Bukan aku mengharap balas budi. Manusia mana yang gak butuh sebuah apresiasi dari jerih payahnya. Tersadar dari semua ketulusan yang aku beri itu, aku diapresiasi oleh Tuhan yang mengisyaratkan tabiat dia yang sesungguhnya.

---@<3<3@---

Malam yang begitu ramai di Terminal Terboyo Semarang, waktu menunjukkan pukul 21.00 Waktu Indonesia bagian Barat saat aku ngopi di pedagang kaki lima yang berada disebelum pintu masuk ke terminal. Aku di sini dengan temanku. Menunggu adik ponakanku yang pulang dari Ponpes Darussalam Banyuwangi via kereta api yang yransit di Stasiun Purwosari Solo dan naik bus dari Solo arah Semarang. 

Kejenuhanku menunggu kabar sampainya adiku terobati dengan lalu lalangnya para pemudik lebaran  di terminal di H-3 sebelum lebaran.
"Triiingg.."
Hpku berbunyi,
"Bos, pasword fbku mbok ganti yo? Mbok ojo ngono" Sepenggal smsnya yang aku baca di warung kopi kaki lima depas kantor Suara Merdeka sebelum masuk Terminal Terboyo.

Enggan aku membalas lebih jauh dengan presepsiku dari sms yang terkesan menuduh. Mengisi ketegangan kabar dari Adikku yang belum ngasih kabar udah dapet bis apa belum, aku coba tanggapi dengan santai walaupun males juga liatnya.
"Gak, kan udah aku bilang, setiap orang yang minta tolong mbenahin email, aku g pernah ingat2 paswordnya. Itu udah prinsipku menjaga privasi yang punya akun." Sebelum aku sentuh tombol send di smartphone yang setia menemaniku.

Aku tinggal untuk menikmati kopi ditengah keramaian lalu lang para pemudik dengan berbagai kesibukannya. Sesaat kemudian adiku ngasih kabar kalo dia udah dapet bis jurusan Solo - Semarang yang diperkirakan sampe di Semarang 3,5 jam lagi. Yah, lama juga kalo menunggu disini pikirku. Dengan jeda waktu yang terlalu lama ya akhirnya aku memutuskan untuk pulang sejenak, dan kembali lagi ntar kalo udah sampe Semarang.

Berbarengan dengan itu ada pemberitahuan sms baru dari Nada lagi.
"Tapi kok gak bisa dibuka, apa paswordnya?" Sms pendeknya yang seoalah aku yang tau pasword emailnya.
"Mungkin kamu lupa kali." Balasku sambil bergegas membayar kopi ke pelayan warung. Sebelum aku pulang aku coba sms lagi.
"Emailmu apa,, ntar t coba reset paswordnya." Karena kebetulan untuk pemulihan akunnya tak tautkan ke emailku untuk jaga2 dan termasuk siapapun yang minta tolong masalah email pasti aku cantumkan emailku untuk pemulihan.
"Hehe... jadi malu.. gpp ding, wong dengan mase sendiri juga." Balasan smsnya dan dibales lagi dengan sms email yang bermasalah itu.
"Ok." Balasku sambil bergegas pulang untuk coba sejenak aku bisa mengisi waktu luang sebelum jemput adikku lagi di terminal.

---@<3<3@---

Sesampai drumah aku mengerjakan beberapa pembukuan yang belum selesai. Dari administrasi usahaku, gaji karyawanku dan juga tak lupa tetep siaga sewaktu-waktu adikku sms atau telpon untuk jemput.

Setelah beberapa waktu kemudian, seiring dengan tugas pembukuanku selesai aku coba membantu melihat histori di emailku, apa yang menjadi penyebab fbnya gak bisa dibuka. Aku lihat tidak ada yang mengganti pasword atau coba ngehack emailnya. Tak coba cek ulang dengan smsNada, ternyata pemasalahan emailnya itu hanya salah memasukkan email.
"Ketemu." Spontan bergumam.

Biar tak jadi kesalah pahaman lagi. Aku coba telpon biar dia gak buruk sangka lagi. Biar dia lebih hati-hati dan gak gegabah menyimpulkan sesuatu yang sebenarnya itu juga kesalahnnya sendirin yang lupa emailnya sendiri.

Saat aku coba menelponnya gak diangkat. Tak coba untuk menelpon kedua, aku dengar ada suara pemberitahuan kalo ada sms masuk disela aku menghubunginya yang kedua... Sengaja aku gak membuka sms itu untuk menelponnya yang ketiga kalinya. Tetep saja gak ada jawaban. Coba aku buka sms yang masuk ternyata dari Nada.
"Jangan telpon, sms saja." Sepenggal smsnya.
"Nanti slah paham lagi,,," Balasku singkat.

Selang beberapa menit kemudian. Gak ada sms masuk, tak coba berinisiatif untuk datengin temen deketnya Ima namanya yang kebetulan juga masih ada hubungan kerabat denganku untuk menyampaikan dan aku jadiin saksi sewaktu-waktu dia tanya email atau pasword gak ngerepotin orang lain lagi. 

Singkat cerita sudah aku berikan ke Ima email beserta pasword emailnya dan aku bergegas ke Terminal Terboyo lagi untuk jemput Adikku.

Waktu menunjukkan pukul 23.30. Aku smpai di Terboyo dan parkir di pinggir kaki lima sebelum pintu masuk terminal sebelah timur, di warung kopi yang letaknya sebelah dari pos polisi lalu lintas. Nyantai sejenak, don ngopi lagi, menunggu adiku yang sebentar lagi sampai.. hehe...

 "Triiiiing..."  Bunyi smartphoneku menandakan ada pesan masuk.
"Bisa gak bos?" sms dari Nada.

"Bisa, emailmu dibawa Ima." Balasku.
"Dia gak bawa." sesaat setelah aku balas smsnya.
""Lhoh, tadi udah aku kasi ke dia kok" balasku singkat.

sesaat kemudian tidak ada balasan dari Nada, giliran adiku nelpon kalo udah sampe dan aku memberitahu keberadaanku yang ada di warung kopi sebelah timur pintu masuk Terminal Terboyo. Disela Disela telpon itu aku dengar bunyi notifikasi pesan masuk yang aku biarkan sementara untuk berdiri di depan warung sebagai tanda adikku biar mudah nemuin aku.

Kulihat dari kejahuan ada anak kecil seperawakan adikku yang tanggung, rambut setengah gundul, pake jaket hitam, membawa tas ransel besar melambaikan tangannya di sebalah barat. Aku masih berkomunikasi dengan adikku ditelpon dan aku menghiraukan lambaian tangan itu yang aku pikir orang asing. Dalam keadaan yang harap2 cemas menunggu adikku. Telpon dari adikku terputus. aku masih berdiri di depan warung kopi menunggu adikku. Aku buka notifikasi itu, ternyata ada email masuk dari Yahoo memberitahukan kalo ada upaya masuk akun fb Nada. Bergegas aku memberitahu nada kalo ada upaya masuk dan mereset pasword fbnya lewat sms. dan..

"Itu aku... Kirim kode fbnya sekarang." Balasan sms Nada.

Agak kaget aku setelah selang waktu putus telpon dari adikku dan aku masih berdiri di depan warung kopi adikku gak muncul-muncul juga. Ditambah bingung lagi kode fb apa yang Nada maksud. Sedangkan, di hpku gak ada sms atau email kode fb yang dia maksud.

Setengah panik aku bergegas membalas sms Nada.
"Emailmu dibawa ima yo... sandi masih sama, cuma salah aja letak emailmu . Ini ada upaya masuk fbmu, aku gak tau itu siapa. aku lepas. Suwun." Balasku, mengakhiri smsnya diposisiku yang menunggu adiku yang gak dateng-dateng.

s3esaat ada notifikasi sms masuk dari Nada lagi.
"Itu aku... Gak usah lebay, Yang masrakan ma pean juga siapa... " Smsnya.

Presepsiku waktu itu gak bisa jernih karena cemas menunggu adikku melihat sms yang agak sedikit ketus itu, otak reptilku bersiap flight to fight melihat posisiku yang disudutkan dan mencoba membalas dengan siap perang.

"Jancuuuk... kalo minta tolong itu yang sopan." Smsku.
 Sambil aku duduk kembali di warung kopi menunggu kabar adikku, aku mencoba menyambung smsku tadi.

"Bawa akhlaq sedikit kalo minta tolong, gak ada notifikasi kode di hapeku. Aku masih di jalan nunggu adikku yang pulang pondok." Sambung smsku. Pikirku biar dia mengerti posisiku yang masih di jalan. Aku juga sadar kalo udah kelepasan tempramental.Dan tak kuduka, otak reptilnya juga udah mulai flight to fight melayani presepsi dia menanggapi smsku.

"Itu kan nomer kamu to... Astaghfirullah...Eman-eman ppuasamu kang..." Sms Nada.

Otakku masih di posisi fight.
"Bercerminlah..!!! Gak ada sms notifikasi kede di hpku. cek sendiri di emailmu. paswordmupun aku gak apal." Balasku.

Masih diposisi fight dengtan kecemasan menunggu adikku. Aku sambung lagi smsku.
"Baru ini aku nemuin orang yang lebih bajingan daripada aku. Satu kali ini aku berbicara." sambung smsku.

"Terserah... Aneh, bicaramu itu yang gak punya adab buat sakit hatinya wanita. mulutmu harimaumu." Balasnya.

Masih posisi fight otakku sudah tau juga kalo otak reptil ini yang mendominasi ini gak bisa nahan untuk lagi dan lagi fight.
"Ada akibat karena sebab. Ada reaksi karena aksi. Adabmu tak memperlihatkan baiknya prilaku lelhurmu. Tau kalo lidah itu pedang kenapa kamu gak bisa sedikit lebih sopan dengan rang yang kamu mintai tolong." Smsku.

Selang gak ada balasan darinya. Sesat kemudian aku menemukan adikku dari arah barat pintu masuk terminal.
"Assalamu'alaikum..." Sapa sesorang dari belakang yang mengagetkanku yang masih bersiap fight didepan smartphone.
"Walaikumsalam." Jawabku sambil menoleh kebelakang. Dan kagetnya aku melihat sosok tanggung, rammbut agak gundul, berjaket hitam membawa tas ransel besar yang aku lihat tadi ternyata adikku.
"Sori, hpku tadi batrenya habis. aku udah liat pean dan melambai kok tadi." Sahut adiku.
"Oh, pantas aja aku tadi sempet liat orang lambaiin tangan, tak kira siapa" Jawabku

Sejenak kami ngobrol dan minum kopi sejenak sebelum akhirnya kami pulang.
 
 
---@<3<3@---


Saat mode otak kembali normal ketawa sendiri aku melihat isi-isi sms yang seharusnya tidak perlu. Banyak hal yang sebenarnya harus diselesaikan secara face to face. Berbicara dari hati ke hati dan bertatap muka.

Sebuah permasalahan kecil bisa menjadi besar tatkala salah mempersepsikan sebuah pesan singkat. Banyak perkara yang seharusnya tak berujung dengan pertengkaran yang berawal dari salah pahamnya seseorang mengartikan tulisan yang tergoras dipapan digital.

Drama yang terjadi mengingatkanku kembali pada sebuah makna dari arti pentingnya sebuah pemahaman dari sebuah hubungan komunikasi dua arah. Lebih enak bertemu dan duduk bersama dari pada berargumen dibalik layar yang terpisahkan oleh tabir semunya kenyataan.

"Hanya anak kecil saja yang beraninya berbicara dibelakang. Dikala semuanya tak berani berhadapan dan duduk bersama dan memilih duduk dibalik layar. Saat itulah petaka terjadi atas nama 'Persepsi'."


 Flight to fight bisa dihindarkan. Banyak drama tersaji dan menohok hati yang berawal dari sebuah perkataan di berbagai media sosial. entah itu fb, tweeter, sms dan lain sebagainya.


Sampai saat ini aku menyesal dengan ucapanku yang memang menuruti kata reptil dan menghiraukan kata hati... 

Aku dengar kabar dia sudah memilih lelaki yang lebih baik, lebih santun dalam berbicara, lebih mengerti agama dan lebih menyayanginya. Aku sungguh bersyukur, setidaknya dia mampu berhenti untuk menggantungkan orang lain. Tiada maksud yang tersirat dari marahku dan semua drama yang aku lakonkan ini selain menjadikanmu lebih baik dan mampu menghargai sesamamu..

Kabari aku kapan acara pernikahanmu... Aku akan datang... Dimanapun, sesibuk apapun aku, aku akan datang dan merestuimu asalkan kamu bahagia, Nada.

^_^
LihatTutupKomentar

Iklan