Iklan

RENUNGAN AKHIR PEKAN YANG MENCERAHKAN HATI DAN JIWA





Seorang Pemuda sengaja pergi ke tengah hutan untuk bertemu dengan orang bijak.....untuk bisa mengetahui jawaban terbaik atas pertanyaan yang saat ini terus bergelayut di benaknya. Sementara ia sudah banyak bertanya pada orang2 yang dianggp pintar, namun jawabnya tidak pernah bisa memuaskan hati sang pemuda.

Singkat cerita sampailah sang Pemuda di tengah Hutan dan bertemu dengan Orang Bijak;

Pemuda:
Hai OB mengapa ya aku ini susah sekali menghilangkan Marah dalam diriku.?? Dan juga mengapa ya banyak orang2 di kota itu lebih mudah mengikuti ajaran2 yang mengedepankan kekerasan permusuhan dan sejenisnya, ketimbang yang mengajarkan kelembutan dan kasih sayang...?

Tolong ajari aku bagaimana caranya agar tidak seperti ini dan seperti mereka, hai OB

Orang Bijak:
Anakku, yang pertama Marah itu sesungguhnya sudah ada dan akan selalu ada dalam dirimu, karena marah adalah sisi lain dari Cinta, jika kamu coba menghilangkannya mungkin akan sulit sekali meskipun kau habiskan upaya di sepanjang hidupmu.

Cobalah lihat disana ada pohon beringin tumbuh lebat dan subur dan memberikan keteduhan sementara di bawahnya rerumputan mulai mati kering karena tidak mendapat sinar matahari.

Jadi gunakanlah keteduhan hatimu untuk membuat MARAH dalam dirimu tidak tumbuh subur dan perlahan2 mengering dengan sendirinya seperti rerumputan itu. Gunakan sinar cerah matahari dalam pikiranmu untuk menumbuh suburkan beringin yang meneduhkan hatimu. Makin teduh hatimu makin kering Marah dalam dirimu.

Pemuda: Tksh banyak OB jadi jelas sekali bagiku, tapi bagaimana dengan pertanyaanku yang kedua ?

Orang Bijak: Begini anakku, kekerasan itu adalah Naluri Dasar Setiap Manusia yang selalu tertarik dengan apa yang disebut menimbulkan kekerasan. Coba kamu lihat orang2 di kota, pasti akan segera berkumpul menyaksikan jika ada orang bertengkar, juga ayam yang sedang bertengkar atau bahkan ayam yang sengaja dibuat untuk bertengkar.

Jarang sekali orang dewasa berkumpul melihat bagaimana seekor semut mengumpulkan makanannya, seekor burung menyuapi anaknya, seekor kucing memandikan anaknya dengan jilatan2 lidahnya, dan banyak lagi kejadian alam yang mendamaikan jiwa.

Padahal kamu dulu semasa kecil memiliki naluri dasar untuk menyukai hal-hal tersebut; lihatlah betapa sering kita lihat anak2 kecil berkumpul hanya untuk menyaksikan bagaimana semut mengangkut makanannya ke sarang, bagaimana laba2 membuat sarangnya.

Jadi kembalilah kamu seperti masa anak2 dulu yang selalu takjub dan lebih tertarik mempelajari Kebesaran Tuhan melalui alam; yang bagi orang Dewasa sering tidak lagi menarik dan ada artinya.

PEMUDA; Oh iya orang Bijak kini aku bisa memahami, tapi yang aku tidak bisa pahami mengapa orang-orang yang mendamaikan hati dan jiwa seperti kamu malah adanya di Hutan dan bukan Di kota2 besar dimana lebih banyak orang membutuhkan nasehat bijakmu.

Orang Bijak:
Sambil tersenyum... Anakku, di tempat inilah aku sedang belajar menjadi sepertia anak2, di tempat-tempat seperti inilah aku bisa menjadi seperti anak-anak yang asyik memperhatikan mengapa setiap pagi burung berkicau gembira tanpa mengenal rasa duka, menikmati bunyi angin yang berdesir di telingaku memberikan kesejukan, padahal aku tidak bisa melihatnya, mendengarkan jangkrik yang bernyanyi bersahut-sahutan dimalam hari, dan banyak lagi hal-hal yang meneduhkan hati dan jiwa aku temukan disini dan bukan di kota.

Jadi jika orang2 di kota TIDAK INGIN terikat dengan kehidupan keras dikota, TIDAK INGIN terpengaruh oleh ajakan2 kekerasan maka sering2lah berkunjung ke Alam untuk kembali belajar menjadi anak2 yang menikmati keindahan dan kedamaian alam ini.

Ingatlah selalu nak, jangan biarkan dirimu di pengaruhi oleh orang lain untuk melakukan kekerasan dengan berbagai alasan yang MEYAKINKAN, karena sesungguhnya dari sekumpulan orang yang melakukan kekerasan itu hanya satu atau dua orang saja yang tahu maksud dan tujuan tersembunyi didalamnya, sementara sisanya ratusan orang lainnya hanya terpengaruh ajakan dan hanya ikut-ikutan saja.

Perhatikanlah sikap seorang anak yang di ajak oleh orang lain, dia tidak akan mudah begitu saja mau mengikuti jika dia tidak kenal betul siapa yang mengajak, ia tidak tahu betul untuk apa dan apa manfaat bagi dirinya.

Anak-anak sangat sensitif sekali terhadap setiap ajakan orang dewasa, dia sering kali dengan instingnya memahami maksud tersembunyi dari orang dewasa yang coba mengajaknya. Itulah mengapa sering kali kamu melihat seorang anak menangis yang dipaksa untuk di gendong orang lain, meskipu itu kerabatnya sendiri.

Mari nak ingat-ingat kembali masa kanak-kanakmu; dan jadilah seperti kita dulu waktu masih kanak-kanak, karena sesungguhnya waktu kita masih kecil kita masih banyak sekali membawa sifat-sifat Tuhan bersama kita.

Karena memang dulu saat kita kecil, kita masih baru saja berjumpa dan berpisah dengan Tuhan untuk menjalani hidup kita sebagai manusia yang sekarang ini hingga nanti kita akan kembali bertemu dengannya.

Pemuda: Terimakasih banyak hai OB, lalu pemuda itupun mencium tangan Sang OB dan kembali kekota berniat untuk mengajak teman2nya sering-sering mengunjungi Alam untuk bisa memiliki sifat anak-anak mereka dulu yang penuh dengan Kedamaian dan tidak mudah terpengaruh untuk mengikuti ajakan-ajakan orang lain untuk melakukan kekerasan.

By ayah edy
LihatTutupKomentar

Iklan