Iklan

Kepemimpinan Merupakan Kemampuan Manajerial



Banyak buku yang mengajarkan kita untuk menjadi pemimpin yang baik. Banyak nasihat yang bijaksana dalam kita mengetahui behind the scene dari makna sebuah kepemimpinan. Kenapa harus kepemimpinan? Pentingkah sebuah kepemimpinan? Haruskah kita menjadi pemimpin?

Yah, mungkin banyak Loyalis mengira kepemimpinan itu tidak penting. aku juga bakal menjawab"Sama", hehe,, gak penting.. Plin-plan banget aku jadi orang.. :P Gak papa lah ngimbangi alam sejenak. hehe..

"Manusia adalah Pemimpin. Pemimpin bagi kehidupannya, Pemimpin bagi Keluarganya, Pemimpin bagi Sosialnya, Pemimpin atas Negaranya, dan Pemimpin bagi Peradabannya di Dunia."




Kok bisa ya, Gan????


Manusia adalah Pemimpin. Sadarkah Loyalis, bahwa Loyalis adalah Pemimpin bagi tubuh Loyalis? Dalam Anatomi Tubuh Manusia dengan segala perlengkapan dan dayanya membutuhkan sosok kepemimpinannya juga lho,,

Kok bisa? Dari sudut mikro (terkecil), Manusia terlahir sejak ia balita pun adalah Seorang Pemimpin. Salah satu penyebabnya itu merupakan fitrah Tuhan diberbagai petunjuk yang telah diperlihatkan-Nya. Selanjutnya dengan adanya organ tubuh seperti tangan, kaki, semua indera dan sebagainya memiliki pemimpin yang mengarahkan kinerja dari tubuh kita yang disebut Hati dan Pikiran. Saat Loyalis berkeinginan apa dalam pikiran Loyalis, disitu pula Loyalis akan bergerak kearah apa yang diinginkan. Nah, dari sudut terkecil ini tentunya kita paham Kita adalah Pemimpin bagi diri kita sendiri dan kehidupan kita.


Kita juga Pemimpin Keluarga kita.Entah itu sebagai Ibu atau Ayah semua adalah pemimpin dalam keluarga yang saling melengkapi. Di sinilah kita diajarkan sebuah nilai kehidupan, di sinilah kita diajarkan berbagai ilmu dasar kehidupan dengan cinta. Untuk generasi pemimpin yang unggul tentunya juga dari penanaman sebuah nilai kearifan dari keluaraga yaitu dari kedua orang tua kita.

Dari keluargalah kita diajaran Sifat-sifat dasar kepemimpinan yang melingkupi:

 "Visione"


Loyalis mempunyai ide yang jelas tentang apa yang anda inginkan (secara profesional atau pribadi) dan punya kekuatan untuk bertahan ketika mengalami kemunduran atau kegagalan. Visi yang jelas membuat Loyalis mampu tetap sabar dan tabah meskipun perjuanagan dan rintangan begitu berat.Disinilah kita diajarkan pondasi tentang dorongan orang tua kita, agar kita mempunyai sebuah cita-cita, berpandangan kedepan bukan hanya sekedar makan apa yang ada sekarang. Kita disekolahkan karena orang tua berpandangan kita bisa sukses dikehidupan yang akan datang dengan bekal pendidikan yang cukup, kita disuruh ngaji bagi yang muslim atau pergi ke kebabtisan di gereja tiap minggu, biar kita dapat menjadi orang yang tak lupa diri, berbudi pekerti dan menjadi insan yang selamat di kehidupan yang selanjutnya. Padahal waktu itu kita lagi doyan-doyannya maen ma temen, gak kepikiran untuk belajar atau apapun itu, namun orang tua kita mengarahkan kita supaya kita menjadi orang yang baik dan sukses kelak. dan secara sadar atau tidak, dari keluargalah kita diajarkan sebuah sifat dasar kepemimpinan yaitu "Visioner."


"Berkemampuan Kuat"


Loyalis mencintai apa yan Loyalis kerjakan. Loyalis mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam menjalani hidup, dikombinasikan dengan kesungguhan dalam bekerja, menjalani profesi dan bertindak. Tabah, sabar dan sungguh-sungguh.Dalam keluarga kita juga diajarkan belajar tanpa kata menyerah sewaktu kita balita dulu. Ingatkah Loyalis saat kita terlahir di dunia ini kita sangat dilindungi oleh kedua orang tua kita agar kita yang masih rapuh, tak mempunyai daya apa-apa, mampu bertahan hidup dan menatap dunia. Saat kita beranjak ke masa kanak-kanak kita ditatih agar kita bisa berjalan sendiri, sering jatuh bangun lagi entah berapa ratus kali kita jatuh dan bangun lagi untuk kita bisa berjalan sendiri selaras dengan kata "Pantang Menyerah!!!"

"Integritas"


Integritas Loyalis diperoleh dari pengetahuan sendiri dan kedewasaan. Loyalis tahu kekuatan dan kelemahan Loyalis, teguh memegang prinsip, dan belajar dari pengalaman , bagaiman belajar dari dan bekerja dengan orang lain. Komitmen.Apakah keluarga tidak melatih kita sebuah integritas? Hmmmmm,,,, agak sensitif kalo kita membahas ini. Contoh paling sederhana saat kita minta uang jajan atau ketika kita meminta sesuatu kepada orang tua kita pastinya kita secara sadar atau tdak kita berusaha menunjukkan sifat termanis dan terunyu karena kita ingin sesuatu. Integritas bukan sekedar menjilat, tapi lebih dari itu adalah kita belajar menjadi manusia yang apa adanya. Integritas berkenaan dengan jati diri. Integritas berbicara mengenai kesejatian bukan kemunafikan, kemurnian bukan pura-pura. Integritas menyatakan apa adanya diri kita secara tulus. Suatu keberanian dan keteguhan untuk menyatakan diri dengan jujur tanpa manipulasi demi keuntungan atau motivasi tertentu. 

"Ketulusan tanpa hikmat adalah kenaifan. Kejujuran tanpa kebijakan adalah kebodohan. Karena dunia adalah padang belantara, dan kita diutus seperti domba di tengah serigala. Hendaklah Loyalis cerdik seperti ular, tapi tulus seperti merpati. Ketulusan harus disertai kecerdikan. Cerdik berarti mampu menguasai diri untuk bertindak benar pada saat, waktu dan situasi yang tepat."



Orang yang berintegritas adalah orang yang memiliki keutuhan dan keselarasan dalam pikiran, perasaan, sikap perbuatan dan perkataan. Semua aspek dalam dirinya internal dan eksternal tetap sinkron dan harmonis. Tidak ada rekayasa atau kepalsuan. Memahami integritas seperti sebuah koin dengan dua sisi. Satu sisi adalah gambar raja, sedangkan sisi lain adalah nilai nominalnya. Gambar koin menjelaskan “who you are”, siapa Loyalis sesungguhnya. Dan sisi nominalnya adalah “what you are”, atau apakah nilai atau kualitas Loyalis.


"Amanah"


Loyalis memperoleh kepercayaan dari orang lain.Dari keluarga kita kita sangatmempercayai kita untuk bisa hidup dan menjalani hidup yang sangat indah ini. Mungkin kalo kita gak dapet sebuah kepercayaan mungkin kita gak bisa bertemu diblog ini yah Loyalis. Hehe...(mati). Pada dasarnya kita adalah orang yang jujur, dapat dipercaya sejak awal kita terlahir didunia, dan itu terus berjalan sampai sekarang. Buktinya sampai sekarang kita masih bisa hidup dan menghirup udara. Tidak bisa kita pungkiri bahwa sifat amanah (kejujuran) adalah hal yang mulai langka saat ini. Padahal sifat amanah itu adalah syarat menuju kebangkitan dan kejayaan. Tidak akan ada orang yang tampil menjadi pemimpin besar tanpa memiliki sifat amanah. Karena keadilan tidak akan tegak kecuali di tangan orang-orang yang dapat dipercaya.

"Rasa Ingin Tah"

---@<3<3@---

"Loyalis selalu ingin tahu segala hal dan ingin belajar sebanyak mungkin. Belajar.Sejak kita kecil tentunya rasa ingin tahu selalu ada dalam diri kita mulai dari kita menirukan suara-suara saat kita belajar berbicara, dan memegang apapun yang baru kita lihat. dari sinilah timbul sebuah wawasan, dari sinilah kita belajar tentang kehidupan yang sangat berarti untuk kita kedepan. dan keluargalah yang menuntun kita kepada sebuah nilai yang benar."

---@<3<3@---


"Berani"


Loyalis berani mengambil risiko. Bereksperimen, dan mencoba hal-hal baru.Itulah kenapa kita berani jatuh beratus kali agar kita bisa berjalan, berbicara, dan berani menjadi bahan lelucon orang tua kita karena kita tak pernah takut untuk menjadi manusia yang siap menanggung resiko dan terus mencoba.




Tak henti-hentinya kita mengucap syukur atas segala potensi yang telah Tuhan anugerahkan epada kita. Manusia adalah pemimpi atas peradabannya di dunia ini bila kitapun mampu menjalankan fungsi kepemimpinan. Setelah kita belajar gratis dalam lingkungan terkecil kita saat kita tumbuh kembang menjadi manusia yang berbudi dan berakal, waktunya yang muda mengambil alih tongkat estafet untuk memperbaiki peradaban kita. Biar hidup kita lebih bermakna.

Hakikinya Manusia itu berkelompok, dan dalam kelompok itu terciptalah seorang pemimpin yang berfungsi sebagai Perintis, Penyelaras, Pemberdaya dan sebagai tokoh Panutan. Kita kupas ini satu persatu yah...
^_^
 

"Fungsi Perintis"

 

 "Mengungkap bagaimana upaya sang pemimpin memahami dan memenuhi kebutuhan utama para stakeholder-nya, misi dan nilai-nilai yang dianutnya, serta yang berkaitan dengan visi dan strategi, yaitu mau dibawa ke mana tubuh kita akan dibawa dan bagai mana caranya agar sampai kesana. Visioner."


Kita berani membangun sebuah semangat baru untuk terus berkembag dan bergairah menjalani hidup dengan berpandangan kedepan. Kita adalah pembangun kehidupan, Loyalis.Apakah Loyalis berani membuka mata, hati dan telinga??????????????



"Fungsi Penyelaras" 


"Berkaitan dengan bagaimana pemimpin menyelaraskan keseluruhan sistem dalam organisasi, agar mampu bekerja dan saling sinergis. Sang pemimpin harus memahami betul apa saja bagian-bagian dalam sistem organisasi. Kemudian, Loyalis menyelaraskan bagian-bagian tersebut agar sesuai dengan strategi untuk mencapai visi yang telah digariskan. Disiplin ilmu dalam prinsip"

Disinilah kita belajar tentang apapun, tentang manusia, dan tentang pelengkapnya dan segala instrumennya. Tanpa Ilmu pengetahuan mustahil kita mampu mengetahui kebenaran dan menyelaraskan berbagai hal dalam kehidupan. Berbagai ilmu dan taktik sudah banyak terpampang dan tercecer dimana-mana, tinggal kita berani menerapkan dan mengamalkan strategi itu atau tidak, dengan situasi dan waktu yang tepat.

---@<3<3@---

"Dan kehidupan ini adalah sebuah samudera kemungkinan"

 ---@<3<3@---


"Fungsi Pemberdayaan"

 

 "Berhubungan dengan upaya pemimpin untuk menumbuhkan lingkungan agar setiap orang dalam organisasi mampu melakukan yang terbaik dan selalu mempunyai komitmen yang kuat. Seorang pemimpin harus memahami sifat pekerjaan atau tugas yang diembannya."


Loyalis juga harus mengerti dan mendelegasikan seberapa besar tanggung jawab dan otoritas yang harus dimiliki oleh setiap orang yang dipimpinnya. Siapa mengerjakan apa? Untuk alasan apa mereka mengerjakan pekerjaan tersebut? Bagaimana caranya? Dukungan sumberdaya apa saja yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut dan bagaimana akuntabilitasnya? Kesenangan berkemampuan kuat dalam kondisi apapun.

"Fungsi Panutan"

"Mengungkap bagaimana agar pemimpin dapat menjadi panutan bagi para pengikutnya. Bagaimana dia bertanggung jawab atas tutur kata, sikap, prilaku, dan keputusan-keputusan yang diambil."


Sejauh mana Loyalis melakukan apa yang Loyalis katakan.Intinya semua yang kita ucapkan tentunya ada langkah kongkritnya. biar kita gak terkesan OmDo alias Omong Doang.



Akhir kata kita kutip kata sederhana

"Hidup berawal dari mimpi"


Bermimpilah dan raihlah mimpi itu, Loyalis.

:)
LihatTutupKomentar

Iklan