HARI
YANG MELELAHKAN
Tertidur pulas aku setelah aku
gak sadar dalam lelahku, aku terlelap dari posisiku semula yang diatas keyboard
netbook ke karpet ruang tamu. Aku menyadari itu saat aku dibangunkan adikku
Rama yang baru pulang dari sekolah, adikku baru kelas 1 SD dan dengan suara
khasnya dia membangunkanku.
“mas, bangun mas, ada temenmu
lho....” kata rama dengan pakaian merah putihnya.
“heeeemmm” aku tak meperdulikan
rama.
“bangun mas, ada temenmu lho yang
mencari. Itu.” Rama meyakinkan
Terdengar suara dari luar.
“assalamu’alaikum mas tamam....”
salam kedua orang yang kayaknya aku paham
“walaikumsalam.......oh,piye sam,
ed, masuk ...” jawabku dengan seddikit sisa kantuk.
Aku liat ternyata temen
kampusku... setelah aku suruh masuk kedalam
“wah baru bangun ya mas? Kayake
begadang nih semalam, jam setengah sebelas masih tidur .” hisyam mengawali
pembicaraan saat aku coba nyender di lemari depan.
“gek tangi to bos,,?wah sory ganggu ki.. ki lho aku nganter hisyam
katanya mau maen kerumahe Pak Komting, ya tak anter.” sahut Edi.
Edi dan Hisyam merupakan teman
kampus ku di STIE Anindyaguna semarang. Mereka termasuk mahasiswa yang baik dan
bisa dikatakan tekun di kampus, agamis pula.
“hehe.... dari tadi ya kalian?
Jam berapa sih ini?” tanyaku belum sadar kalo ini sudah siang.
“gak kok mas, nembe wae, ini jam setengah sebelas lho
mas, lha ada apa mas? Ujar Hisyam.
“heeeee.......??!!!!! JAM
SETENGAH SEBELAS.....?????!!!!!” seruku kaget.
“iyo bos,,, lha mang ngapa ik?”
Sahut Edi.
“aku belum shubuhan je..!!”
spontan aku kaget setengah mati D’Masive. Sumpah ini baru pertama kali aku
bangun telatnya parah banget. Paling telat itu aja jam 9, ini nyampe setengah
11.
“tunggu sebentar yo Ed, Syam, aku
tak shubuhan dulu...” sambil aku berdiri untuk ke kamar mandi.
“lho durung shubuhan to bos? Waaaaah.....gawat ki bose,,,, ngantuk berat
yo bos? Nganti telat tangine? ”sahut edi.
“iyo, aku aja gak sadar kok
bangun tidur aku kok dslimuti sarung, ada bantal juga?! Siapa tadi yang
mindahin? Padahal aku tadi tidur disini lho. ” sambil menunjuk kearah meja
disamping ku berdiri dan netbook yang masih menyala. Sorot mata Edi ma Hisyam
pun mengikuti arah tanganku.
“wah jangan-jangan ada hantunya
ya mas.....?bisa pindah sendiri je. Hehe....” sahut hisyam sedikit bercanda.
“iya wis, aku tak shubuhan dulu,
kamu disini sebentar ya Ed, Syam?”
“iya, siap.....!” jawab mereka
serentak.
Ku tinggalkan mereka di ruang
tamu, aku bergegas ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu. Ada sedikit ragu
sih, sholat kodho jam segini masih sah gak sih? Tapi mantap sajalah, lha wong
baru sadar ini. Berdasarkan kitab fikih berjudul “Ngarang Dewe”. Hehe....
Setelah selesai shubuhan. Aku
bergegas di ruang tamu, Edi ma Hisyam sedang asyik dengan netbook merahnya yang
di bawa dengan tas punggung khas mahasiswa.
“ piye ik kok tumben maen kemari?”
sambil menatap mereka berdua diselingi dengan tanganku yang sedang meraih
rokokku yang ku letakkan tidak jauh dari tempatku berbaring tadi.
“ini lho mas, mau tanya soal Komunikasi
Bisnis, temen-temen tak
tanya juga pada bingung. Mangkanya
aku datang kemari untuk nanyain ini mas dan minta diajari.” Jawab hisyam.
“oh, itu gampang syam.” Jawabku
singkat sambil menyulut rokokku.
Kebetulan aku ngumpulin tugs itu
pertama, walaupun sempet gak aktif kuliah karena tipesku kambuh.
“dari tadi tak sms, tak telpon
lho mas, tapi hape sampean mati gak bisa di hubungi.” Tambah Hisyam.
“lho msok?” tanyaku kaget
Ku lihat hapeku yang kuletakan
disekitar meja netbookku. Setelah kupencet keypadnya dan gak ada reaksi LCD
nyala baru sadar aku kalo hapeku mati dari tadi.
“owh maaf, gek sadar aku kalo
hapeku mati.hehe,,,,”
Mereka kembali asyik dengan
netbooknya dan aku sedang mengumpulkan nyawa dengan menikmati hisapan rokok.
Walaupun memang aku sadari sekarang aku sudah menjadi perokok berat. Sehari
bisa habis rokok 2 bungkus. Boros amat dah..hehe....
Setelah aku pikir-pikir kayaknya
enakan dirumahnya temenku amenk untuk ngerjain tugas. Adem, ada yang mau
melayani pula, lagi pula ibunya amenk kan selalu dirumah gak seperti keluargaku
yang selalu sibuk ditoko termasuk ibuku.
“syam, hubungi menk coba, nek dia
di rumah kita ngerjain tugasnya disana saja.”
“siaaaap.....!!!!” kata hisyam
langsung menghubungi amenk yang rumahnya gak jauh dari rumahku. Cukup jalan
keselatan dari rumahku nglewatin beberapa gang dah nyampe.
Setelah hisyam menelpon amenk dan
amenk pun dirumah akhirnya aku ajak hisyam ma edi ke rumah amenk. Karna kebetulan motorku dibawa
ibu, aku akhirnya bncengan ma edi hisyam dalam satu motor. Yah karna trpaksa.
Sesampainya disana, di rumah amenk yang masih hijau karna masih
banyak pepohonan yang rindang walaupun rumahnya masih kontruksi kuno yang
ketinggiannya kurang lebih 3 meter, namun tetap adem karena pepohonan rindang
yang masih banyak dan tumbuh subur disekitar rumahnya.
Kami pun akhirnya masuk di rumah
amenk dan mengerjakan tugas komunikasi bisnis. Dan atas inisiatif hisyam dia
juga ngabari temen-temen sekelas kalo ada waktu disuruh ke rumah amenk untuk
ngerjain tugas bareng, walaupun yang bisa hanya agung temen sekelas sekaligus
pegawai di kampus. Itupun datangnya sore.
setelah aku mengajari teknik
dasar analisi tugas kombis membuat prosentase iklan koran edi, hisyam,, amenk
sibuk sendiri aku mencoba mengetik dengan netbooknya hisyam buat postingan di
blog ku. Gak sedikit terganggu konsentrasi karena hapeku setelah aku charge dan
ku hidupkan banyak pesan dari Najikah yang masuk dari sejak tadi pagi jam 4.30
yang masih ngeyel untuk ketemuan walaupun sebentar.
Aku coba sms berbasa basi, dan
dibalasnya smsku cepet banget. Aku tanya apa dia gak tidur padahal semaleman
kerja dan pulang pagi jam 8. Katanya “gak”. Aku mencoba berpikir sejenak alasan
kenapa jikah ngeyel seperti ini gak seperti biasanya dia seperti ini. Pastinya
ada sesuatu yang penting buat dia apa lagi ada kata-kata biar dia ikhlas untuk
yang terakhir. Dan walaupun aku agak khawatir juga demi keikhlan dia aku meng
iyakan permintaannya tapi ketemuannya gak diluar dan juga gak dirumahku
melainkan dirumah amenk karena aku anggap itu aman buat dia, jauh dari orang
yang mengenalnya dan gak ada orang yang paham dia. Terus juga aku gak mau
ketemu kalo lingkaran hitam dimatanya terlihat lagi, istirahat pintaku, yang
cukup merasa hancur aku jangan dia. Yang cukup merasa letih biar aku jangan
dia. Dan dia mau ketemuan besok ba’da dzuhur biar waktunya lebih panjang untuk
sekedar bicara. Walaupun untuk ini aku harus mengambil resiko terbesar demi
keikhlasannya. “Bismillah”.
Hari ini pun terasa berat karena
banyak pemikiran yang harus aku bagi-bagi, temen-temen kampus yang minta di
ajari materi kuliah dan lagi jikah yang ngeyel untuk ketemu. Belum lagi
persiapan 40 hari pak likku. Mencoba tenang di hari yang melelahkan ini.
Huuuuuuufffffffttttttttth..................................
---@<3<3@---